PENDIDIKAN DIMANA SAJA PERLU
Lahirnya konsep pendidikan di alam adalah
manifestasi dari pendidikan di luar ruangan. Alam sebagai media belajar
merupakan solusi ketika terjadi kejenuhan atas metodologi pendidikan di
dalam kelas. Dari pemikiran inilah Walt Whitmant mencoba memperbarui
metodologi itu dengan penekanan pada proses aktivitas di luar kelas.
Pendidikan dan latihan di luar kelas dapat menggantikan proses
pendidikan konvensional (kelas/ruangan) yang selama ini dilakukan secara
masif. Akibatnya model pendidikan tersebut lebih berorientasi pada
nilai-nilai kuantitatif, bukan pada proses pengenalan lebih dalam pada
sumber-sumber pengetahuan.
Dalam belajar-mengajar selayaknya siswa tidak
dijadikan sebagai objek ajar melainkan subjek. Otak pelajar (siswa dan
mahasiswa) bukanlah botol kosong yang diisi oleh pengajar (guru dan
dosen) yang di kemudian hari pelajar dituntut untuk memuntahkan segala
isi dalam botol tersebut. Artinya, biarkanlah mereka berkembang sendiri dengan pemikirannya, jangan terlalu dipaksakan.
Kesalahan lainnya yaitu jika pemahaman anak
cukup bagus dalam matematika dan kurang baik dalam bahasa. Orang tua
cenderung memberikan pelajaran tambahan untuk pelajaran yang kurang baik
tersebut. Padahal jika pelajaran yang dipahaminya yang dipupuk, tentu
anak tersebut seakan mendapat dukungan dalam pelajaran yang
disenanginya.
Teori reward dan punishment juga penting.
Siswa atau mahasiswa yang berprestasi harus diberi reward agar mereka
menjadi lebih semangat dalam belajar. Apalagi mahasiswa, konsep ceramah
dalam ruangan sangat membosankan. Mahasiswa lebih suka kebebasan,
seperti kuliah di taman kampus atau di kantin kampus. Untuk itu sebagai
pengajar harus lebih kreatif dalam pengajarannya.
CLUB MBURI |
Dalam mata kuliah tertentu, semisal bahasa
dan budaya. Lebih baik jika proses pembelajaran bahasa diadakan di lab.
bahasa. Pada mata kuliah kebudayaan diadakan di museum-museum terdekat.
Dengan begini, selain mahasiswa tidak bosan dalam kelas juga mendapatkan
pengetahuan. Apakah tidak membosankan belajar dalam ruangan? Bukankah
sangat lama kita belajar dalam kelas? Mulai dari jenjang PAUD, TK, SD,
SMP, SMA, hingga sekarang, Perguruan Tinggi pun juga dalam ruangan.
Sungguh membosankan.